HAKIKAT, RUANG LINGKUP,
PROSES, SUMBER, MEDIA dan EVALUASI PEMBELAJARAN IPS
RESUME
Sebagai Pemenuhan Tugas
Mata Kuliah Kosep Dasar IPS
dengan Dosen Pengampu
Ibu Dra. Rahayu, M.Pd
Disusun Oleh
:
Kelompok 1
Siti
Humaira (150210204010)
Tika
Triyana (150210204030)
N.
Lailatul Nadhifatul Uyun (150210204040)
Mega
Anugerah (150210204112)
Kelas B
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU
PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
A. Ruang Lingkup dan Proses Pembelajaran IPS
1)
Ruang Lingkup IPS
Ruang lingkup IPS sebagai pembelajaran adalah
kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat atau
manusia dalam konteks sosial.
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. Pada jenjang
pendidikan dasar, ruang lingkup IPS dibatasi pada gejala dan masalah sosial
yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, yaitu yang ada di lingkungan
sekitar peserta didik SD/MI. Pada jenjang pendidikan menengah dan tinggi, ruang
lingkup kajiannya diperluas. Bobot, keluasan materi dan kajian semakin
dipertajam dengan berbagai pendekatan.
Ruang lingkup kajian IPS :
1. Substansi materi ilmu-ilmu sosial
yang bersentuhan dengan masyarakat
2. Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan
masyarakat.
Penjelasan dari ruang lingkup yang
pertama adalah keterkaitan antara inti dari materi-materi ilmu sosial dengan
kehidupan maupun lingkungan bermasyarakat. Misalnya geografi yang menjadikan
siswa memahami bagaimana keadaan alam, demografi dan sebagainya, sehingga siswa
setelah memahami itu dapat mengimplementasikan ilmunya dengan menjaga
lingkungan alam, mengembangkan dan memanfaatkan potensi-potensi alam. Dengan implementasi
siswa tersebut maka berimbas kedalam kehidupan masyarakat yang sehat, bersih,
dan mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar khususnya dan bangsa pada
umumnya.
Sedangkan dalam ruang lingkup kedua IPS lebih ditekankan
pada siswa memiliki kompetensi dalam memahami setiap gejala, masalah-masalah,
peristiwa-peristiwa sosial dan pemecahkan masalah-masalah sosial. Dalam hal ini
diharapkan siswa setelah belajar IPS akan memiliki sifat peduli terhadap
lingkungan sosial disekitarnya dan menjadi warga yang dapat berinteraksi sosial
dengan masyarakat. Tasrif (2008: 4) membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek berikut :
b.
Ditinjau dari ruang lingkup hubungan
mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan
budaya, hubungan sejarah, hubungan
geografi, dan hubungan politik.
c.
Ditinjau dari segi kelompoknya
adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampong, warga desa, organisasi
masyarakat dan bangsa.
d.
Ditinjau dari tingkatannya meliputi
tingkat local, regional dan global.
e.
Ditinjau dari lingkup interaksi
dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.
f.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS
meliputi:
1)
Manusia, tempat, dan lingkungan
2)
Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
3)
Sistem sosial dan budaya
4)
Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Tujuan IPS merupakan hasil yang dicapai atau implementasi
dalam melakukan kehiupan sehari-hari dilingkungan masyarakat. Tujuan IPS
memiliki beberapa versi diantaranya sebagai berikut:
1. Tujuan IPS yakni anak didik
diharapkan dapat menjadi anggota yang produktif, berpartisipasi dalam
masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa tanggung jawab, tolong menolong dengan
sesamanya, dan dapat mengembangkan nilai-nilai dan ide-ide dari masyarakatnya
(Thamrin Talut, 1980: 2).
2. Pendidikan Nasional berlandaskan
atas Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama- bersama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
(Ketetapan MPR- RI, 1978:12).
Dari beberapa versi definisi tujuan IPS tersebut, maka dapat
ditarik benang merah bahwa IPS bertujuan untuk menjadikan manusia yang sejati.
Manusia sejati mengacu pada makhluk yang berperikemanusiaan, berkarakter
dan berkepribadian baik. Penjelasan mengenai tiga unsur manusia sejati tersebut
dapat diuraikan menjadi beberapa kompetensi sosial yang harus dimiliki manusia,
diantaranya: Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu berinteraksi sosial
dengan individu maupun kelompok, mampu menjadi pribadi yang santun, dapat
memecahkan masalah dilingkungan masyarakat, dan sebagainya. Jadi, hakikat dari
tujuan IPS ada 5 point, diantaranya sebagai berikut:
a. Membekali peserta didik dengan
kemapuan mengidentifikasi, menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan
masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat;
b. Membekali peserta didik dengan
kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai
bidang keilmuan serta berbagai keahlian;
c. Membekali peserta didik dengan
kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap lingkungan
hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan
d. Membekali peserta didik dengan
kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembagan
kehidupan, perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.
(Nursid Sumaatmadja, 1980: 48).
2)
Proses
Pembelajaran IPS
Pembelajaran tidak dapat diartikan
secara sederhana sebagai alih informasi pengetahuan dan ketrampilan ke dalam
benak siswa. Pembelajaran yang efektif seharusnya membantu siswa menempatkan
diri dalam situasi di mana mereka mampu melakukarn konstruksi-konstruksi
pemikirannya dalam situasi wajar, alami, dan mampu mengekpresikan dirinya
secara tepat apa yang mereka rasakan dan mampu melaksanakannya.
Dalam
kurikulum pendidikan IPS sekolah dasar tahun 1994 butir 9 tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam melaksanakan GBPP (Depdikbud, 1993) dijelaskan bahwa
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru hendaknya menerapkan prinsip
belajar aktif, yakni pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental
(pemikiran, perasaan dan sikap sosial) serta sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
IPS sebagai
program pendidikan, tidak hanya menyajikan pengetahuan sosial melainkan harus
pula membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang
menjadi tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang
seluas-luasnya.
IPS sebagai
bidang pengetahuan dapat dikatakan sebagai bidang yang “Bebas Nilai”. IPS sebagai
bidang pendidikan mempunyai pokok bahasan materi yang bersifat pengetahuan dan
nilai-nilai yang wajib melekat pada diri peserta didik sebagai warga masyarakat
dan warga negara dan wajib mengembangkan nilai tersebut. Satuan-satuan manusia sebagai kelompok
di masyarakat antara lain:
1.
Keluarga merupakan satuan kelompok yang paling mendasar yang terdiri dari
keluarga inti. Keluarga
sebagai wadah terjadinya kehidupan dan aspek sosial di kategorikan sebagai
kelompok. Keluarga jika
ditinjau dari fungsinya di kategorikan sebagai bentuk “Pemerintahan” dan
“Negara”→ Keluarga sebagai suatu kelompok inti di masyarakat, merupakan lembaga
yang berfungsi majemuk(Multifungsi), diantaranya :
a. Keluarga
sebagai lembaga pendidikan berfungsi
meletakkan dasar-dasar pendidikan kepada anak-anaknya.
b. Keluarga
sebagai lembaga kebudayaan berfungsi
mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya.
c. Keluarga
sebagai lembaga Ekonomi yang
berfungsi memenuhi kesejahteraan material seluruh anggotanya.
d. Keluarga
sebagai lembaga Peradilan berfungsi
memelihara serta menjamin keadilan kepada anggotanya.
e. Keluarga
sebagai lembaga politik yang
berfungsi memelihara serta mempertahankan kesejahteraan, ketentraman, keamanan,
hak dan kewajiban anggotanya.
2.
Aspek budaya dalam masyarakat meliputi pengembangan
nilai-nilai budaya, pengetahuan, ilmu, teknologi, seni. Ada beberapa pendapat ahli yang
mengemukakan mengenai komponen atau aspek kebudayaan, antara lain sebagai
berikut:
a. Melville J. Herskovits menyebutkan
kebudayaan memiliki 4 aspek pokok, yaitu :
1. Alat-alat teknologi
2.
Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada
4 aspek pokok yang meliputi :
1. Sistem norma yang memungkinkan kerja
sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau
petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4. Organisasi kekuatan (politik)
3. Pengembangan
aspek kejiwaan/aspek psikologis, mulai dari pengembangan, dan pembinaan
individu menjadi seorang pribadi sampai pada pengembangan karakter bangsa.
Psikologi sebagai salah satu bidang
ilmu sosial, berperan strategis dalam mengamati, menelaah, menganalisis,
menarik kesimpulan dan memberikan arahan alternatif terhadap masalah sosial
yang merupakan ungkapan aspek kejiwaan. Patologi sosial yang pernah
didiskusikan pada waktu membicarakan sosiologi, juga menjadi salah satu garapan
psikologi sosial. Dasar mental psikologis yang dapat dikembangkan antara lain:
1. Minat (Sense of interest)
2. Rasa ingin tahu
(Sense of curiosity)
3. Ingin melihat
kenyataan (Sense of reality)
4. Ingin menemukan
sendiri hal-hal yang ada dalam kehidupan (Sense
of discovery)
5. Dorongan ingin
menyelidiki yang menjadi perhatian (Sense
of inquiry)
Setiap
individu yang normal, memiliki potensi psikologis yang berkembang dan dapat
dikembangkan. Kadar potensinya bervariasi antara seseorang dengan yang lainnya
bergantung pada kondisi kesehatan, mauppun mental-psikologisnya. Mereka yang
kesehatan jasmani dan rohaninya prima, peluang pengembang potensi psikologisnya
lebih baik daripada mereka yang kurang sehat. Selain daripada itu, faktor
lingkungan dalam anti yang seluas-luasnya juga sangat berpengaruh. Ketajaman
emosi dan reaksi emosional seseorang, sangat dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal. Emosi dan reaksi emosional dengan pengendaliannya, sangat
penting kedudukannya dalam kehidupan sosial termasuk dalam interaksi sosial.
Emosi dengan reaksi emosional, merupakan konsep dasar psikologi sosial yang
peranannya besar dalam mengembangkan potensi psikologis lainnya.
Pembinaan dan pengembangan minat
peserta didik, penguasaan materi IPS yang memadai, dan “penciptaan” suasana
interaksi edukatis yang serasi pada proses pembelajaran IPS, merupakan salah
satu modal yang strategis mencapai tujuan intruksionalnya. Objek formal dalam pembelajaran IPS
mulai dari lingkungan keluarga, para tetangga, kampung, desa, kabupaten,
profinsi,
dan lain-lain. Sedangkan objek material meliputi aspek-aspek hubungan sosial,
ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, geografi, dan politik.
Dalam proses pembelajaran IPS, ragam
pendekatan dan metode yang diterapkan disesuaikan dengan kondisi lingkup
masyarakat serta aspek kehidupan sosial
yang menjadi pokok bahasan. Keragaman pendekatan dan metode yang
diterapkan pada proses pembelajaran IPS, dapat mempertahankan suasana yang
tetap hangat dan menarik, sehingga para peserta didik tidak di hinggapi
kejenuhan dan kebosanan.
Pendidikan IPS
yang dilandasi oleh nilai-nilai, khususnya nilai filsafat dan ketuhanan, pada
proses pembelajarannya dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan P4 (Pedoma Penghayatan Pengalaman
Pancasila).
Nilai-nilai
yang wajib dikembangkan oleh IPS sebagai proses pembelajaran terdiri dari
nilai edukatif, nilai praktis, nilai teoritis, nilai filsafat, dan nilai
ketuhanan.
1.
Nilai edukatif, melalui pendidikan IPS, perasaan, kesadaran, penghayatan,
sikap, kepeduliaan, dan tanggung jawab sosial peserta didik ditingkatkan.
Kepeduliaan dan tanggungjawab sosial, secara nyata dikembangkan dalam
pendidikan IPS untuk mengubah perilaku peserta didik bekerja sama, gotong
royong dan membantu pihak-pihak yang membutuhkan;
2.
Nilai praktis, dalam hal ini tentunya harus disesuaikan dengan tingkat umur
dan kegiatan peserta didik sehari-hari. Pengetahuan IPS yang praktis tersebut
bermanfaat dalam mengikuti berita, mendengakan radio, membaca majalah,
menghadapi permasalahan kehidupan sehari-hari
3.
Nilai teoritis, peserta didik dibina dan
dikembangkan kemampuan nalarnya kearah dorongan mengetahui kenyataan (sense
of reality), dan dorongan menggali sendiri dil apangan (sense or
discovery). Kemamuan menyelidiki, meneliti dengan mengajukan berbagai
pernyataan (sense of inquiry).
4.
Nilai filsafat, peserta didik dikembangkan kesadaran
dan penghayatan terhadap keberadaanya di tengah-tengah masyarakat, bahkan
ditengah-tengah alam raya ini. Dari kesadaran keberadaan tadi, mereka
disadarkan pula tentang peranannya masing-masing terhasap masyarakat, bahkan
terhadap lingkungan secara keseluruhan
5.
Nilai ketuhanan, menjadi landasan kita mendekatkan
diri dan meningkatkan IMTAK kepada-Nya. Kekaguman kita selaku manusia kepada
segala ciptaan-Nya, baik berupa fenomena fisik-alamiah maupun fenomena
kehidupan.
B. Hakikat Sumber, Media,
dan Evaluasi Pembelajaran IPS
1.
Sumber
Pembelajaran IPS
a.
Pengertian
Sumber Pembelajaran
Sumber belajar ( learning source ) didefinisikan
sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang
dapat membantu peserta didik dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum.
Sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar,
benda, dan orang yang mengandung informasi yang dapat digunakan sebagai wahana
untuk melakukan proses perubahan tingkah laku. Sumber – sumber belajar itulah
yang memungkinkan kita berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dan dari tidak terampil menjadi terampil. Sumber belajar
IPS berarti segala sesuatu yang dapat memberi informasi kepada peserta didik,
baik berupa benda, maupun orang.
b.
Manfaat Sumber Belajar IPS
Dengan memasukkan sumber belajar secara
terencana, maka suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien,
dalam usaha pencapaian tujuan instruksional. Sebab, sumber belajar sebagai
komponen penting dalam proses belajar mengajar mempunyai manfaat cukup besar.
Diantara manfaat sumber belajar dalam pembelajaran IPS antara lain :
1.
Memberi pengalaman belajar secara langsung dan
konkrit kepada peserta didik. Misalnya : karya wisata ke objek ( museum, kebun
binatang, candi, dan sebagainya).
2.
Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin
diadakan dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkrit. Misalnya : denah,
foto, gambar dan sebagainya.
3.
Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian
yang ada didalam ruang, misalnya : narasumber, film, dan sebagainya
4.
Dapat memberi informasi yang akurat dan
terbaru, misalnya : buku bacaan, ensiklopedia, majalah, dan sebagainya
5.
Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, dan
berkembang lebih lanjut.
c.
Jenis – jenis Sumber
Belajar
Sumber Belajar IPS di Sekolah dasar memiliki
kesamaan dengan sumber belajar mata pelajaran yang lain. Diantara sumber
balajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, antara lain :
1.
Tempat atau lingkungan alam sekitar dimana saja
seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, misalnya
: perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, dan lain-lain.
2.
Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan
terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, misalnya : candi, masjid,
dan sebagainya
3.
Buku, yaitu segala macam jenis buku yang dapat
dibaca secara mandiri oleh peserta didik, misalnya : buku pelajaran, majalah,
koran, dan sebagainya
4.
Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi,
misalnya kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya.
Sedangkan, Ahmad Rohani dalam bukunya yang
berjudul media intruksional edukatif menambahkan klasifasikasi sumber belajar
berdasarkan AECT ( Association For Education Communication and Technology ),
yaitu :
1.
Pesan ( message ), yaitu informasi yang
ditransmisikan ( diteruskan ) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti
dan data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi yang harus
diajarkan kepada peserta didik.
2.
Orang ( people ), yaitu manusia yang
bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini
misalnya seorang guru, dosen, peserta didik, tokoh masyarakat atau orang lain
yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik.
2.
Media
Pembelajaran IPS
a.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media sebagai komponen strategi pembelajaran
merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan
kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan materi yang ingin disampaikan
adalah pesan pembelajaran, dan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah
terjadinya proses belajar.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai
perantara komunikasi antara seorang guru dan murid dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan murid dalam proses
pembelajaran di sekolah. Media pembelajaran IPS berarti segala sesuatu yang
dapat memberi informasi, mengirim pesan, menstramisikan pesan dalam
pembelajaran IPS guna mengajarakan pendidikan nilai dan pengembangan
kepribadian bagi para peserta diidk.
b.
Manfaat Media Pembelajaran
Berdasarkan pemaparan diatas, media
pembelajaran mempunyai beberapa manfaat, diantaranya :
1.
Memperjelas informasi pada waktu tatap muka
dalam proses belajar mengajar
2.
Melengkapi dan memperkaya informasi dalam
kegiatan belajar mengajar
3.
Menambah variasi dalam menyajikan materi
4.
Mendorong terjadinya interaksi langsung antara
peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik serta peserta
didik dengan lingkungannya
5.
Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
6.
Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap
pesan – pesan ( informasinya sangat membekas, tidak mudah lupa ).
c. Jenis-jenis Media
Pembelajaran IPS
Dalam aktivitas
pembelajaran, media dapat digolongkan ke dalam beberapa macam, tergantung sudut
pandangnya. Jika dilihat dari segi jenis serta daya liputnya, Diantara media
yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, antara lain :
1.
Dilihat dari jenisnya
a. Media auditif,
yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, dan cassette
recorder
b. Media visual,
yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan saja, seperti film,
foto, gambar
c. Media audio –
visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan gambar, seperti video
2.
Dilihat dari daya liputnya
a.
Media dengan daya luas dan serempak, contoh
radio dan TV
b.
Radio dengan daya liput yang terbatas oleh
ruang dan tempat, contoh film, sound
slide
c.
Media untuk pengajaran individual, contoh modul
berprogam dan pelajaran melalui computer
3.
Evaluasi Pembelajaran IPS
a.
Pengertian
Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses kegiatan yang terencana dan
sistematis untuk menilai suatu objek berdasarkan pertimbangan dan criteria
tertentu. Sedangkan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan
yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan dan penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen
pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan criteria tertentu sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran. Evaluasi
sebagai penilaian secara umum sifatnya kualitatif, sedangkan dalam arti, mengetahui keberhasilan secara
kuantitatif sebagai suatu pengukuran (menerapkan besaran tertentu dalam bentuk angka).
b.
Tujuan dan Manfaat Evaluasi
Pendidikan disebuah lembaga pendidikan sangat diperlukan
adanya evaluasi karena hal tersebut dapat memajukan lembaga dan proses
pendidikan di sekolah. Manfaat atau tujuan diadakannya evaluasi pendidikan
adalah :
1. Bagi siswa, evaluasi atau penilain
berguna untuk mengetahui apakah hasil pekerjaannya memuaskan atau tidak.
2. Bagi guru, guru akan mengetahui
siswa mana yang berhak melanjutkan dan mana yang tertinggal, guru akan
mengetahui materi yang diajarkan sudah tepat atau belum, dan guru akan
mengetahui apakah metode yang digunakan untuk mengajar sudah tepat apa belum.
3. Bagi sekolah, evaluasi dapat
mengetahui kondisi eajar yang ada di sekolah sudah tepat apa belum, informasi
dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum yang sesuai, dan informasi penilaian
yang diperoleh dari tahun ketahun sehingga dapat digunakan sebagai pedoman.
Tujuan utama dalam proses belajar
mengajar adalah mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat tujuan
intruksional oleh siswa, sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya.
c.
Fungsi evaluasi
1. Evaluasi berfungsi selektif.
Guru
mempunyai cara untuk mengadakan seleksi untuk calon siswa, untuk memilih siswa
naik tidaknya ke tingkat lanjut, untuk memilih siswa yang seharusnya dapat
beasiswa, untuk memilih siswa yang berhak meninggalkan sekolah.
2. Evaluasi berfungsi diagnostik
Guru
akan mengetahui kelemahan-kelemahan pada siswa dan tahu penyebabnya serta
mengetahui bagaimana cara mengatasinya.
3. Evaluasi berfungsi sebagai
penempatan
Guru
dapat menempatkan siswanya yang mempunyai kemampuan yang sama dan kelompok yang
sama.
4. Evaluasi berfungsi sebagai
pengukuran keberhasilan
Hal ini bermaksud untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan suatu program yang dilaksanakan oleh sekolah.
Fungsi evalusi dalam proses pengembangan system pendidikan
dimaksud untuk perbaikan system, pertanggung jawaban terhadap pemerintah dan
masyarakat, penenentuan tindak lanjut hasil pengembangan.
d.
Asas-asas
Evaluasi Pembelajaran IPS
1. Asas
Komprehensif atau asas keseluruhan, menentukan bahwa syarat evaluasi itu harus
meliputi keseluruhan pribadi setiap peserta didik meliputi penguasaan
materi(pengetahuan), Kecakapan (Kecerdasan), Keterampilan, kesadaran, dan sikap
mentalnya.
2. Asas
Kontinuitas atau asas kesinambungan, mempersyaratkan bahwa evaluasi itu wajib
dilakukan secara berkesinambungan mulai dari sebelum (pra) proses mengajar
membelajarkan IPS itu di laksanakan, proses berjalan dan setelah (pasca) prose
mengajar sampai berakhir.
3. Asas Objektif,
mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai dan mengukur apa adanya.
4. Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan dalam penilaian hasil
pembelajaran perspektif global ini meliputi tes dan non-tes.
1.
Non-tes
Alat evaluasi non-tes ini dalam proses pembelajaran perspektif global
meliputi tanya jawab dan diskusi, tugas dan penampilan. Penilaian terhadap non-tes ini bersifat kualitatif.
2.
Tes
Alat evaluasi yangdisebut tes bagi kita semua terutama bagi anda selaku
guru IPS, sudahtidak asing lagi. Tes ini dalam bentuk tulisan, baik tes uraian
(tes esai) maupun tes objektif.
Tes
objektif ini ada beberapa tipe, meliputi tipe salah-benar, pilihan ganda,
pilihan ganda majemuk, dan sebab akibat. Untuk tingkat SD, anda memilih salah –
benar dan Pilihan Ganda (yang sederhana) saja. Tes ini diterapkan pada perspektif global, erutama
sebagai tes formati. Penilaian dan analisis tes formatif.
Evaluasi pembelajaran IPS yang baik
dilandasi oleh asas-asas yang menjadi persyaratannya . Oleh karena itu , untuk memperoleh
alat evaluasi yang memenuhi syarat wajib dilakukan perancangan dan perencanaan
dengan kisi-kisinya .
Evaluasi pembelajaran IPS yang memenuhi
syarat menurut ketentuan-ketentuannya akan menghasilkan masukan bagi
kepentingan guru dan peserta didik dalam meningkatkan keberhasilan tujuan
intruksional IPS .
KESIMPULAN
Dalam mempelajari IPS siswa dapat
peduli terhadap lingkungan memahami gejala-gejala sosial,mengendalikan serta
memberi solusi untuk memecahkan
masalah-masalah sosial. Pembelajaran IPS tidak hanya menyajikan pengetahuan
sosial.tetapi, dapat membina siswa menjadi masyarakat dan warga negara yang
bertanggung jawab. Karena IPS diartikan sebagai alih informasi pengetahuan
sosial sehingga siswa dapat memahami dan menempatkan dirinya dalam situasi
tertentu di kelompok masyarakat.
Dalam proses pembelajaran IPS siswa
harus menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang edukatif, praktis, teoritis
dan nilai lainnya. Pembelajaran IPS berakhir dengan adanya evaluasi. Evaluasi
ini dapat di jadikan tolak ukur bagi siswa guru dan sekolah terhadap baik atau
tidaknya dalam proses pembelajaran berlangsung.
Hakikat sumber, media dan evaluasi
dalam pembelajaran IPS umumnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam
proses pembelajaran dan dapat menilai sejauh mana materi yang didapat berhasil
diterapkan. Pembelajaran IPS yang memenuhi syarat menurut ketentuan-ketentuannya akan
menghasilkan masukan bagi kepentingan guru dan peserta didik dalam meningkatkan
keberhasilan tujuan intruksional IPS .
DAFTAR PUSTAKA
Sritejo, Rudi. 2012. Evaluasi Pembelajaran Perspektif Global Dalam Ips Sd. (Online), (http://yurispersada.blogspot.com/2012/02/ruang-lingkup-kajian-ilmu-ilmu-sosial.html), diakses tanggal 30 Agustus 2015
Depdikbud. 1993. Kurikulum Pendidikan IPS Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud
Sundawa, D. (2006). Pembelajaran Dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.
Supriatna, N. (2007). Pendidikan Ips Di SD. Bandung: UPI PRESS.
Nurdin, Yurnalis. 2014. Nilai-Nilai yang Wajib Dikembangkan Oleh IPS Sebagai Program Pendidikan. (Online), (http://bdkpalembang.kemenag.go.id/yurnalis_1/), diakses tanggal 30 Agustus 2015
Kurnianita, Nenny. 2013. Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagai Program Pendidikan. (Online), (Artblack_ Ilmu Pengetahuan Sosial Sebagai Program Pendidikan.html), diakses tanggal 30 Agustus 2015
Ahmad
Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta
0 comments:
Post a Comment