Saturday, May 28, 2016

Penilaian Pembelajarn PPKn Berbasis Kurikulum 20013 dan Penanaman Nilai Ketaqwaan dalam Pembelajaran PKn melalui Kegiatan Cinta Lingkungan Hidup di SD



MATA KULIAH KONSEP DASAR PKn SD
     
 PENILAIAN PEMBELAJARAN PPKn BERBASIS KURIKULUM 2013

MAKALAH

Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Kosep Dasar PKn SD dengan Dosen Pengampu Bapak Imam Muchtar, SH, M.Hum

Oleh
Kelompok 7/Kelas B
                        Siti Humaira                                      (150210204010)
                        Siti Nur Gumilang                             (150210204016)
                        Tika Triyana                                     (150210204030)
                        Nur Hanivah                                      (150210204039)
                        N. Lailatul Nadhifatul Uyun            (150210204040)
                        Lutfi Muthoharoh                             (150210204092)
Rike Septiana Damayanti                 (150210204104)
                        Mega Anugerah                                (150210204112)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB 1
Pendahuluan
1.1Latar Belakang
Penilaian pembelajaran PKn SD merupakan komponen pembelajaran yang sangat penting. Penilaian memiliki tujuan untuk mengukur keberhasilan pembelajaran, sehingga bermanfaat bagi siswa, yaitu untuk mengukur sejauh mana siswa mampu menyerap materi yang telah disampaikan. Sedangkan bagi guru, penilaian bermanfaat untuk umpan balik dari hasil pembelajaran yang teleh disampaikan dan untuk laporan kepeda orang tua siswa dan guru sendiri di setiap akhir semester, yang dituangkan dalam buku raport.
Saat sekarang dunia pendidikan di Indonesia sangat membutuhkan model penilaian dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran PKn karena penilaian merupakan indikator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran. Penilaian mengacu pada proses menetapkan nilai pada suatu kegiatan, keputusan, proses, orang dan objek. Penilaian tidak selalu dilakukan melalui proses pengukuran tetapi dapat dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kriteria-kriteria yang berlaku tanpa perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu.
1.2Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian penilaian pembelajaran?
2.      Apa tujuan dari penilaian pembelajaran ?
3.      Apa fungsi dari penilaian pembelajaran ?
4.      Apa saja prinsip-prinsip penilaian pembelajaran?
5.      Apa saja instrumen penilaian pembelajaran ?
6.      Apa saja penentu hasil belajar siswa ?
7.      Apa saja indikator penilaian hasil belajar ?
8.      Apa saja pengembangan penilaian hasil belajar PKn SD ?
9.      Apa perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP 2006 ditinjau dari penilaiannya ?
1.3Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian penilaian pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui tujuan penilaian pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui fungsi penilaian pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip penilaian pembelajaran.
5.      Untuk mengetahui instrumen penilaian pembelajaran.
6.      Untuk mengetahui penentu hasil belajar siswa.
7.      Untuk mengetahui indicator hasil belajar.
8.      Untuk mengetahui pengembangan penilaian hasil belajar PKn SD.
9.      Untuk mengetahui perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum KTSP 2006 ditinjau dari penilaiannya.
BAB II
Pembahasan
2.1  PENGERTIAN PENILAIAN
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk mengetahui hasi belajar peserta didik dan mengetahui keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Davies (1981), pengertian penilaian mengacu pada proses yang menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang dan objek. Suatu proses pengukuran dalam kegiatan pembelajaran dapat melalui proses membandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh guru. Penilaian dalam pembelajaran merupakan pembuatan keputusan nilai keberhasilan didalam suatu pembelajaran melalui pembandingan dengan ketentuan yang berlaku. Penilaian juga merupakan suatu pengukuran keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. Karena suatu keberhasilan peserta didik juga merupakan keberhasilan guru dalam mentransfer ilmu dengan melalui proses pembelajaran yang didalamnya terdapat ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses penilaian antar individu maupun kelompok.

2.2  TUJUAN PENILAIAN
Penilaian dalam pembelajaran PKn SD memiliki tujuan tersendiri, sehingga dalam menjalankan tugas anda tidak kehilangan arah atau tidak lepas dari apa yang menjadi tujuan anda. Tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah :
1.      Mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelompok/kelasnya, apakah ia termasuk dalam kategori rendah, sedang, atau tinggi.
2.      Sebagai balikan bagi guru untuk mengetahui ketepatan pemilihan metode dan program yang digunakan.
Pada tujuan ini guru harus melakukan introspeksi diri. Hasil introspeksi diri tersebut digunakan sebagai balikan pada diri anda sendiri untuk melakukan perbaikan-perbaikan demi peningkatan kualitas pembelajaran.

3.      Mendiagnosa kendala yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran.
Selaku pendidik harus mampu mencari penyebab letidakberhasilan siswa. Juga harus mampu menganalisis kendala apa saja yang dialami sehingga ia tidak dapat berhasil secara optimal.
4.      Mendapatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menempatkan dan menentukan langkah berikutnya terhadap siswa.
Sebagi guru harus supel dan komunikatif terhadap semua orang, khusnya orang yang berada disekitar siswa. Supaya memudahkan dalam mencari informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan siswa. Sehingga kita mempunyai cukup bekal untuk membantu keberhasilan siswa.

2.3  FUNGSI PENILAIAN
Sesuai dengan tujuan belajar, maka penilaian harus dapat menggambarkan pencapaian kompetensi dari peserta didik. Secara garis besar fungsi dari penilaian adalah sebagai berikut:
a.       Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan beberapa penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan antara lain:
1)        Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
2)        Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3)        Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4)        Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.
b.      Penilaian berfungsi diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya kelemahan ini akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar, baik itu berbentuk modul atau paket belajar lain. sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya telah membawa kemampuan sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan untuk penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d.      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian-bagian sebelum ini, keberhasilan program ditentukan oleh, beberapa faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.

2.4  PRINSIP PENILAIAN
Pada Permendiknas No 20 tahun 2007 juga disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.      Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2.      Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3.      Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 
4.      Terpadu, berarti penilaian oleh guru merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5.      Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6.      Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh guru mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7.      Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8.      Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
9.      Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

2.5  INSTRUMEN PENILAIAN
1.      Jenis-jenis penilaian
Adapun jenis-jenis penilaian. Diantaranya adalah:
1.      Kuis, kuis ini berbentuk isian singkat biasanya menanyakan hal hal yang bersifat prinsip. Kuis dapat dilakukan sebelum pelajaran dimulai. Kuis ini bertujuan untuk mengungkapkan kembali penguasaan pelajaran oleh siswa.
2.      Ulangan harian, yaitu ujian yang biasa dilakukan setiap saat. Bentuk soal yang digunakan lebih baik jika uraian.
3.      Pertanyaan lisan di kelas, yaitu guru menanyakan beberapa pertanyaan kepada siwa dengan tujuan mnguatkan pemahaman terhadap konsep. Teknik bertanya yang baik yaitu mengajukan pertanyaan dengan jelas, lalu memberikan waktu kepada siswa untuk menjawab.
4.      Tugas Individu, yaitu suatu jenis penilaian yang berupa tugas  bertujuan untuk memperkaya materi pembelajaran siswa. Misalnya tugas mengamati gejala atau fenomena di  lingkungan tempat tinggal siswa.
5.      Tugas kelompok, yaitu tugas untuk siswa yang dikerjakan oleh kelompok siswa. Jenis tugas kelompok biasanya digunakan untuk menilai kemampuan kerjasama di dalama sebuah kelompok. Bentuk soalnya adalah uraian bebas dengan tingkat perpikir yang tinggi.
6.      Ujian sumatif, yaitu ujian yang dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap Standar Kompetensi. Ujian sumatif bisa disebut juga dengan ujian semester. Bentuk soal yang digunakan  sebaiknya berupa tes objektif dengan seluruh variasi.
2.      Bentuk instrumen Tes dan Non tes   
Penilaian juga dapat dilakukan dengan instrumen dalam bentuk tes dan non tes.
a.      Bentuk Instrumen Tes
Bentuk tes terbagi menjadi dua bentuk, yaitu bentuk soal uraian dan objektif. Soal uraian dapat dibedakan:
1)      Soal Uraian bebas, digunakan untuk mengungkapkan pendapat siswa atau tanggapan terhadap suatu objek. Siswa yang mempunyai banyak pengetahuan maka dapat mengembangkan jawabannya dengan luas, sedangkan siswa yang kurang adanya pengetahuan maka akan kurang dalam mengembangkan jawabannya.
2)      Soal uraian terbatas, yaitu pertanyaan terbuka tetapi jawabannya sudah ditentukan, Sebagai batasannya dapat berupa jumlah acuan, ataupun aspek materi. Jadi dalam soal uraian terbatas siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan kriteria lain.
3)      Soal uraian terstruktur, yaitu soal yang mengharuskan siswa untuk menjawab pertanyaan berdasarkan data yang tersedia.
Soal objektif juga memiliki variasi, yaitu: isian singkat, benar salah, menjodohkan, pilihan ganda, melengkapi pilihan, hubungan antar hal, tinjauan kasus, pilihan ganda komplek, dan membaca diagram.
b.      Bentuk Instrumen Non Tes
1)      Observasi
Observasi dapat dilakukan pada waktu siswa melakukan proses pembelajara, baik sada saat di dalam kelas maupun pada saat study lapangan. Ketika suatu kemampuan muncul maka akan menggambarkan tingkat kemampuan yang dikuasai. Jika guru ingin meng-observasi maka harus mempersiapkan lembar observasi. Observasi biasanya digunakan untuk menilai perbuatan, terutama aspek keterampilan tertentu.
2)      Penugasan
Penugasan dapat dikerjakan secara individu maupun kelompok, biasanya guru dalam memberikan penugasan, guru juga  memberikan batas waktu untuk mengerjakan tugasnya, baik mengerjakan tugas tersebut di sekolah maupun di rumah.
3)      Dokumentasi
Penilaian dilakukan dngan cara melihat karya siswa yang diperoleh selama melakukan kegiatan pembelajaran. Dokumen hasil karya siswa dapat berupa kliping, diskusi dalam sebuah kelompok, laporan pengamatan di lapangan, makalah, dan lain-lain.

2.6  HASIL BELAJAR
Pada dasarnya belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan mantap sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang melibatkan proses kognitif dan melalui beberapa tahap. Tahapan dalam belajar tergantung pada fase-fase belajar, salah satu tahapannya adalah yang dikemukakan oleh Witting yaitu:
  1. Tahap acquisition, yaitu tahapan perolehan informasi.
  2. Tahap storage, yaitu tahapan penyimpanan informasi.
  3. Tahap retrieval, yaitu tahapan pendekatan kembali informasi (Syah,2003).
Disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil atau pencapaian yang diperoleh seorang anak setelah melewati proses belajar yang panjang dengan terlebih dahulu dilakukan evaluasi dari proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar  yang tinggi atau rendah  menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran tersebut.
Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu roses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oeh siswa. Menurut Benjamin S.Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
1.      Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2.      Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
3.      Ranah Psikomotorik
Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
1.      Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a)      Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.
b)     Faktor psikologis, meliputi intelegensi, bakat, motif, dan kematangan.
c)      Faktor kesiapan (kelelahan), meliputi faktor kelelahan jasmani dan faktor kelelahan rohani.
2.      Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa)
Faktor yang berasala dari luar diri siswa sendiri meliputi tiga faktor, yakni:
a)      Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b)      Faktor sekolah, meliputi metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar yang diterapkan, tugas rumah yang diberikan.
c)      Faktor masyarakat, meliputi kesiapan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

2.7  INDIKATOR HASIL BELAJAR
Indikator hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan atau tujuan apa yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Untuk mengetahui apakah pembelajaran yang diberikan kepada siswa berhasil, terlebih dahulu ditetapkan kriteria keberhasilan pengajaran. Mengingat pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka disini dapat ditentukan dua kriteria yang bersifat umum. Menurut Sudjana (2004) kedua kriteria tersebut adalah:
1.      Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya
Kriteria ditinjau dari prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkkan potensinya dengan belajar sendiri.
2.      Kriteria ditinjau dari hasilnya
Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil.
2.8  PENGEMBANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR PKn SD
a.      Pengembangan Penilaian dengan Teknik Tes
Teknik tes merupakan salah satu alat, cara dan langkah-langkah yang sistematik untuk digunakan dalam mengukur sejumlah perilaku tertentu siswa. Bentuk tes terdiri dari:
1.      Tes tertulis, yaitu penilaian yang bentuk dan pelaksanaanya dilakukan secara tertulis. Salah satu diantaranya adalah: soal uraian bebas, digunakan untuk mengungkapkan pendapat siswa atau tanggapan terhadap suatu objek.
2.      Tes lisan, yaitu alat penilaian yang bentuk dan pelaksanaan dilakukan secara lisan.
3.      Tes perbuatan, yaitu penilaian dilakukan melalui perbuatan siswa. Penilaian ini dirasa tepat untuk pembelajaran PKn SD karena terkait dengan sikap dan perilaku yang bermoral dan berkarakter.
b.      Pengembangan Alat Penilaian dengan Teknik Non-Tes
Prosedurnya tidak sesistematis sebagaimana teknik tes. Bentuk tes ini untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik minat, sikap atau kepribadian siswa.
1.      Penugasan, dapat berupa skala sikap (alat penilaian yang digunakan untuk mengungkapkan sikap siswa melalui tugas tertulis). Dari jawaban siswa, guru dapat melihat perwujudan sikap dan perilaku siswa)
2.      Observasi, alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku siswa. Observasi dapat dilakukan dengan mengisi check list oleh guru dari beberapa daftar sikap dan perilaku.
c.       Pengembangan Alat Penilaian Kognitif
1.      Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan dari apa yang telah dipelajari, berkaitan fakta dan peristiwa.
2.      Pemahaman, mencakup kemampuan menerima arti dan makna dari apa yang telah diterima
3.      Penerapan, menerapkan masalah pada yang nyata.
4.      Analisis, kemampuan menganalisa apa yang dimengerti menjadi lebih paham lagi.
5.      Sintesis, kemapuan membentuk pola baru yang dianggap lebih tepat.
6.      Evaluasi, kemampuan untuk menilai hasil ujian atau hal lain sesuai standar.
d.      Pengembangan Alat Penilaian Afektif
1.      Penerapan, berhubungan dengan kesensitifan akan suatu peristiwa.
2.      Partisipasi, kesediaan memperhatikan dan perduli untuk ikut serta.
3.   Penilaian dan penentuan sikap, penerimaan mengakui penilaian atau pendapat orang lain.
4.      Organisasi,sistem nilai pedoman dan pegangan hidup.
5.   Pembentukan pola hidup, terkait dengan kehidupan pribadi.
e.       Pengembangan Alat Penilaian Psikomotorik
1.      Persepsi, kemampuan memilah-milah hal-hal secara khas setelah menyadari adanya perbedaan. Misalnya: pemilahan antara anak yang pendiam dengana anak yang suka berbuat gaduh.
2.      Kesiapan, kemampuan penempatan diri dalam gerakan jasmani dengan rohani. Dalam PKn misalnya mengamati perilaku seseorang.
3.      Gerakan terbimbing, menirukan gerakan yang sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru. Misalnya dalam PKn, guru memberi contoh/suri tauladan cara mengucap salam yang baik, perilaku yang sopan di depan murid.
4.      Gerakan kompleks, melakukan sikap moral cara membantu teman yang membutuhkan bantuan sikap yang menyenangkan, terampil dan cekatan.
5.      Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan kebiasaan yang baik. Contohnya: kebiasaan mengucapkan salam, jabat tangan dsb.
6.      Penyesuaian pola gerakan, menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar.
7.      Kreativitas, kemampuan berperilaku yang disesuaikan dnegna sikap dasar yang dimilikinya sendiri. Misalnya: cara bergaul, cara menolong teman yang membutuhkan.

2.9  PERBEDAAN KURIKULUM 2013 dengan KURIKULUM KTSP 2006
a.      Perbedaan Umum
No
Kurikulum 2013
KTSP
      1
SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013.
Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
      2
Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4
Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5
Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
TIK sebagai mata pelajaran
7
Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
Penjurusan mulai kelas XI
10
BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

b.      Ditinjau dari Penilaian
a.         Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan, diantaranya :
1.      Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
2.      Kompetensi belum menggambarkan secara holistic domain sikap keterampilan dan pengetahuan
3.      Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi dalam kurikulum.
4.      Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan social yang terjadi pada ingkat lokal, masional, maupun global.
5.      Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
6.      Standar penilaian belum mengarah ada penilaian berbasis pada kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berskala.
7.      Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
b.         Kurikulum 2013
1.      Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
2.      Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, berfikir jernih dan kritis, mempertimbangkan segi moral suatu permasalaha, memjadi warga Negara yang efektif dan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbada.
3.      Fenomena social yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarism, kecurangan dalam berbagai jenis ujian dan gejolak social.
4.      Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat dan bermuatan karakter.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran yang didalamnya ada proses penilaian hasil belajar tentunya juga mengalami perkembangan. Jenis dan alat penilaian yang digunakan tentunya berbeda dengan mata pelajaran yang lain karena PKn lebih mengarah pada sikap dan perilaku.
Penilaian adalah suatu kegiatan untuk membuat keputusan tentang hasil pembelajaran dari masing-masing siswa, serta keberhasilan siswa dalam kelas secara keseluruhan. Penilaian juga merupakan indicator keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Tujuan penilaian dalam pembelajaran adalah mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok di kelasnya. Selain itu, sebagai umpan balik bagi guru untuk mengetahui ketepatan pemilihan program dan metode yang digunakan, untuk menganalisis kendala siswa dalam proses pembelajaran, serta menempatkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan langkah selanjutnya.
Secara garis besar fungsi dari penilaian yaitu penilaian berfungsi selektif, diagnostic, pemenpatan, dan pengukur keberhasilan. Sedangkan prisip penilaian menurut Permendiknas No 20 tahun 2007 juga disebutkan bahwa penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah harus memperhatikan prinsip-prinsip yaitu prinsip sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh dan berkesinambungan, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel.
Instrument penilaian meliputi jenis penilaian dan bentuk instrument tes dan non tes. Jenis penilaian meliputi kuis, ulangan harian, pertanyaan lisan di kelas, tugas individu, tugas kelompok, dan ujian sumatif. Instrument tes meliputi soal uraian bebas, soal uraian terbatas, soal uraian terstruktur. Sedangan instrument non tes meliputi observasi, penugasan, dan dokumentasi.
Hasil belajar merupakan hasil atau pencapaian yang diperoleh seorang anak setelah melewati proses belajar yang panjang dengan terlebih dahulu dilakukan evaluasi dari proses belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar  yang tinggi atau rendah  menunjukkan keberhasilan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dalam proses pembelajaran tersebut.
Indikator hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan atau tujuan apa yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran. Untuk mengetahui apakah pembelajaran yang diberikan kepada siswa berhasil, terlebih dahulu ditetapkan kriteria keberhasilan pengajaran. Menurut Sudjana (2004) kedua kriteria tersebut adalah kriteria ditinjau dari sudut prosesnya dan kriteria ditinjau dari hasilnya.
Pengembangan penilaian hasil belajar Pkn SD meliputi pengembangan penilaian dengan teknik tes, pengembangan penilaian dengan teknik non tes, pengembangan alat penilaian kognitif, pengembangan penilaian alat afektif, pengembangan penilaian alat psikomotorik. Pengembangan penilaian dengan teknik tes, dilakukan dengan cara tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Pengembangan penilaian dengan teknik non tes, dilakukan dengan cara penugasan dan observasi. Pengembangan alat penilaian kognitif, meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Pengembangan alat penilaian afektif, meliputi penerapan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Pengembangan alat penilaian psikomotorik, meliputi persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan kompleks, gerakan yang terbiasa, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum ktsp 2006 dapat dilihat dari perbedaan umum dan dilihat dari tinjauan penilaiannya.

 DAFTAR PUSTAKA
Hadi, Wahyono, dkk. 2012. Pengembangan Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn SD). (Online), http://www.slideshare.net/HadiWahyono1/mengembangkan-penilaian-hasil-belajar-p-kn, diakses tanggal 27 Agustus 2015
Mulyana, Aina. 2012. Penilaian hasil belajar. (Online), (http://ainamulyana.blogspot.com/2012/02/penilaian-hasil-belajar.html), diakses tanggal 27 Agustus 2015
Yuniati, Astuti, dkk. 2014. Pengertian, Tujuan, Fungsi, Dan Prinsip Penilaian Pkn Sd. (Online), http://www.academia.edu/11432303/PENGERTIAN_TUJUAN_FUNGSI_DAN_PRINSIP_PENILAIAN_PKN_SD), diakses tanggal 27 Agustus 2015
Setiawan, Heri. 2014. Ini Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP 2006 (Biar Gak Gagal Paham). (Online), http://setia1heri.com/2014/12/08/ini-perbedaan-kurikulum-2013-dan-ktsp-2006-biar-gak-gagal-paham/, diakses tanggal 31 Agustus 2015
Restama, Eka. 2012. Konsep Dasar Dan Aspek-Aspek Penilaian (Asesmen). (Online), http://ekarestama.blogspot.co.id/2012/12/konsep-dasar-dan-aspek-aspek-penilaian.html, diakses tanggal 27 Agustus 2015


TUGAS UAS

Penanaman Nilai Ketaqwaan dalam Pembelajaran Pkn melalui Kegiatan Cinta Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar

MAKALAH

Disusun sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Kosep Dasar PKn SD dengan Dosen Pengampu Bapak Imam Muchtar, SH, M.Hum dan  Bapak Fajar Surya Hutama, S.Pd, M.Pd



Oleh :
Tika Triyana            
150210204030
Kelas B





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Orang yang beriman dan bertaqwa adalah orang yang mampu menyikapi lingkungan dengan sebaik – baiknya. Ia dapat mengelola lingkungan sehingga menghasilkan manfaat bagi manusia dan sekaligus memeliharanya agar tidak habis atau musnah. Bagi orang yang beriman dan bertaqwa, lingkungan alam adalah nikmat Allah yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkannya sesuai dengan keharusannya dan memeliharanya dengan sebaik – baiknya. Disamping nikmat Allah, ala mini juga amanat yang harus dipelihara dan dirawatnya dengan baik. Mensyukuri nikmat Allah dengan cara yang demikian itu akan menambah kadar dan kualitas nikmat yang akan diberikan Allah kepada manusia. Tambahan nikmat itu dalam bentuk nilai tambah manfaat dari lingkungan alam. Sebaliknya orang yang tidak bersyukur terhadap nikmat Allah akan diberi azab yang menyedihkan. Azab Allah dalam kaitan ini adalah bencana alam akibat eksploitasi alam yang tanpa batas karena kerakusan manusia.
Lajunya pertambahan penduduk dan meningkatnya kebutuhan manusia akan kebutuhan pangan dan papan menyebabkan lingkungan ikut dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia karena antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik yang penting untuk saling memenuhi kebutuhannya. Kerusakan lingkungan dan sumber daya alam telah sampai pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Kerusakan lingkungan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat lokal dan nasional saja, tetapi dalam skala global, banyak kejadian-kejadian yang selama ini kita saksikan, misalnya kebakaran hutan, semburan gas, sampah menggunung, polusi udara, limbah-limbah yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik, dan banyak lagi yang dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan ekosistem yang selama ini kita dambakan kelestariannya, meskipun demikian sesuai dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang terus menerus sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi, pada tatanannya dapat memberikan dampak yang positif maupun negatif tergantung pada peruntukkan dan cara pengelolaannya.
Menyikapi perihal kerusakan lingkungan dan sumber daya alam, perlu adanya pengetahuan dan keterampilan yang bersifat langsung aplikasi dalam kehidupan sehari-hari serta menjadi pola tindak dan pola pikir untuk penanganan yang lebih spesifik pada permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya, yang selama ini memiliki masalah yang paling urgensi yaitu penanganan sampah, polusi, air limbah, serta konservasi alam sebagai paru – paru kota dan sebagai kantung-kantung persediaan air.
Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan pengetahuan, kajian, bahan materi pelajaran yang berupaya untuk mendidik siswa Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah untuk memahami dan mempraktikkan langsung cara penanganan masalah-masalah lingkungan tersebut yang selama ini menjadi permasalahan dunia. Siswa-siswi sekolah dasar adalah calon-calon penerus bangsa yang akan hidup di masa mendatang dan akan menghadapi tantangan kehidupan yang tinggi dengan segala dilematisasi yang sangat kompleks.
1.2   Rumusan Masalah
1.     Bagaimanakah penanaman nilai ketaqwaan dalam pembelajaran PKn melalui kegiatan cinta lingkungan hidup di Sekolah Dasar ?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui penanaman nilai ketaqwaan dalam pembelajaran PKn melalui kegiatan cinta lingkungan hidup di Sekolah Dasar









BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penanaman Nilai Ketaqwaan dalam Pembelajaran Pkn melalui Kegiatan Cinta Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar
A. Nilai Ketaqwaan yang Mencerminkan Cinta Lingkungan Hidup
Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengaplikasikan Sila ini dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menyayangi binatang; menyayangi tumbuh- tumbuhan dan merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya. Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang selalu bertakwa dan selalu berbuat baik.
            Dalam rangka tanggung jawab sebagai khalifah Allah manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara kelestarian alam. Seperti dalam firman Allah yang berbunyi:
دُّنْيَا مِنَ نَصِيبَكَ تَنْسَ وَلا الآخِرَةَ الدَّارَ اللَّهُ آتَاكَ فِيمَا وَابْتَغِ
إِنَّ الأرْضِ فِي الْفَسَادَ تَبْغِ وَلا إِلَيْكَ اللَّهُ أَحْسَنَ كَمَا وَأَحْسِنْ
الْمُفْسِدِينَ يُحِبُّ لا اللَّهَ
Yang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang berbuat kerusakan” (Q.S. Al-Qashash: 77).
Bagi kita umat islam, usaha pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan ekonomis atau politis atau karena desakan program pembangunan nasional.  Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersama-sama. Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah ibadah kepada Allah SWT yang dapat memperoleh karunia pahala.  Sebaliknya, setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai-Nya. Manusia mempunyai kewajiban untuk memelihara alam untuk keberlanjutan kehidupan, tidak hanya bagi manusia saja akan tetapi bagi semua makhluk hidup yang lainnya.
Manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, berhubungan pula dengan alam sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan. Dalam berhubungan dengan Tuhan ini manusia memerlukan alam sebagai sarana untuk mengenal dan memahami Tuhan (yakni: alam adalah ayat-ayat karuniyah Tuhan). Manusia juga memerlukan alam (misalnya: pangan, papan, sandang, alat transportasi dansebagainya) sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Hubungan manusia–alam ini adalah bentuk hubungan peran dan fungsi, bukan hubungan sub-ordinat (yakni: manusia adalah penguasa alam). Sementara itu alam berhubungan pula dengan Tuhan yang menciptakannya dan mengaturnya.

B. Integrasi Nilai Ketaqwaan dalam Pembelajaran PKn
Values Learning terdapat di dalam mata pelajaran yang sejak dulu ada dan dibelajarkan secara berkelanjutan hingga saat ini. Mata Pelajaran itu adalah mata pelajaran PKn dan mata pelajaran Agama yang sarat dengan nilai-nila moral, akidah dan pedoman akhlak individu. Proses yang cukup panjang mata pelajaran ini ditransformasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, mata pelajaran tersebut menjadi mata pelajaran umum yang dibelajarkan dari tingkat kanak-kanak hingga tingkat perguruan tinggi.
Proses belajar mengajar PKN yang terintegrasi yang dimulai sejak siswa SD sampai mahasiswa, diharapkan akan menumbuhkan kesadaran dan kepedulian lingkungan dimana dia berada. Penanaman moral-moral positif dan memberikan contoh-contoh nyata disekitarnya serta mengikuti urutan-urutan kegiatan institusional pengajaran mulai dari pendahuluan, penyajian materi dan penutup serta penugasan akan dapat menumbuhkan kesadaran siswa sejak dini untuk selalu peduli akan kebersihan dan keserasian lingkungan dimana dia berada.
Integrasi nilai ketaqwaan pada saat pembelajaran PKN yang tertuang juga dalam rencana pembelajaran, penyajian materi , pemberian tugas-tugas baik dalam bentuk perseorangan maupun kelompok. Integrasi nilai ketaqwaan akan menimbulkan kesadaran kepada siswa bahwa sebagai mahluk hidup semua unsur dan sendi kehidupan membutuhkan Tuhan. Guru menjelaskan berbagai ragam hasil ciptaan Tuhan untuk mendukung kehidupan semua umat manusia, sekaligus umat manusia dipercaya untuk memelihara dan mengelolanya. Perwujudannya dapat dilihat melalui perubahan sikap dan kesadaran siswa untuk menjalankan Ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya. Siswa juga akan bersikap lebih sopan dan santun karena didalam dirinya sudah terdapat alat kontrol yang mengendalikan dirinya secara otomatis untuk melakukan hal-hal yang baik ataupun positif.
Integrasi nilai ketaqwaan juga akan selalu mengingatkan siswa dan guru untuk menerapkannya dalam kehidupan seharí-hari melalui selalu bersyukur, sikap tertib terhadap hukum,tepat waktu, disiplin dan tekun. Hal ini karena kesadaran diri setelah mendengar nasehat, petunjuk dari gurunya agar tekun melaksanakan ajaran agamanya. Aktif mengikuti kegiatan perayaan agamanya , memelihara lingkungan dengan baik dimanapun siswa tersebut berada.

C. Aplikasi Penyelenggaraan Cinta Lingkungan Hidup di Sekolah Dasar
Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lain. Kurikulum 2013 yang telah dirumuskan oleh pemerintah merupakan salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah untuk mewujudkan generasi-generasi masa depan yang peduli terhadap lingkungan.
Dalam kurikulum 2013 ini, syarat akan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup. Bahkan nilai-nilai tersebut ada dalam setiap jenjang pendidikan. Hal ini terlihat dalam standar kompetensi lulusan untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas secara eksplisit mencantumkan bahwa peserta didik dituntut untuk memiliki perilaku yang mencerminkan sikap  orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam. SKL ini muncul didasarkan oleh permasalahan lingkungan yang selama ini terjadi. Sehingga dalam hal ini pendidikan lingkungan hidup tidak hanya menjadi salah satu tanggungg jawab mata pelajaran tertentu melainkan semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan pengetahuan, keterampilan dan sikap bertanggungjawab dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam.
Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Sehingga nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan  yang diinginkan dalam kurikulum 2013 ini dapat tersampaikan dengan baik dan mampu membentuk karakter peserta didik kita.
    Bentuk materi Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dapat dikemas secara integrative di dalam mata pelajaran sekolah. Penyelenggaraan PLH dapat dilakukan secara outdoor education, dengan melakukan kegiatan outbond yang mendekatkan siswa dengan alam, dan mengarahkan pada pembentukan sikap dan perubahan tingkah laku yang peka terhadap lingkungan, melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggung jawab dan pemupukan sikap positif lainnya seperti kecintaan pada lingkungan, peduli lingkungan dan memiliki kecerdasan emosi yang baik dengan mau menyayangi sesama makhluk ciptaan Tuhan.
Aktivitas yang dilakukan dapat berupa permainan, mendengarkan cerita/dongeng, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya kemudian mendiskusikannya secara bersama untuk menemukan solusi dan menentukan positive action, jelajah lingkungan dan aksi lingkungan. Aktivitas tersebut tentunya menyenangkan bagi siswa sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna bagi siswa, sehingga apa yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Dengan begitu PLH menjadi aplikatif dan bukan sekedar hafalan semata.
Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup ini sebaiknya dilakukan dengan pendekatan yang melibatkan peran aktif semua unsur di sekolah yang yang lebih mengutamakan pembentukan sikap dan kepeduliannya terhadap lingkungan. Pendidikan Lingkungan Hidup dapat juga dimasukan dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam wujud kegiatan kongkrit dengan mengarah pada pembentukan sikap kepribadian yang berwawasan lingkungan, seperti penanaman pohon pengelolaan sampah, serta pembahasan aktual tentang isu lingkungan hidup. Dengan demikian pendidikan lingkungan hidup dapat terintregasi pada berbagai aktivitas sehingga akan tercapai perbaikan situasi lingkungan secara terus-menerus dan menjadikan sekolah berwawasan lingkungan.

D. Kegiatan Cinta Lingkungan Hidup yang dapat Menanamkan Nilai Ketakqwaan Siswa di Sekolah Dasar
Kepedulian siswa terhadap lingkungan hidup, dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang yang berkaitan dengan cinta lingkungan hidup. Kegiatan cinta lingkungan dapat menanmkan ketaqwaan siswa karena Allah telah mewajibkan seluruh umat manusia untuk melestarikan lingkungan hidup sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Qasash ayat 77. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, dapat dimulai dari hal yang kecil namun berdampak besar. Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sikap cinta lingkungan hidup di sekolah dasar, antara lain :
1.      Pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya.
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang berwujud padat, baik berupa zat Organik maupun zat Anorganik. Sampah dapat terurai maupun tidak terurai dan seringkali di anggap tidak berguna lagi dan di buang sehingga menciptakann tumpukan sampah yang menjadi sarang penyakit. Sampah dibedakan menjadi 3, yaitu :
1)   Sampah Organik merupakan barang yang sudah di anggap tidak terpakai dan di buang oleh pemilik /pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa di pakai atau di kelola dengan prosedur dan cara yang benar. Contoh sampah organik daun, sayur, rumput, dan lain-lain.
2)   Sampah Anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Contoh sampah anorganik yaitu plastik, tisu, kertas, dan lain-lain.
3)   Sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Contoh sampah B3 berasal dari bolpoin, spidol, tinta, beterai, dan lain-lain.
Kegiatan pemilahan sampah sesuai jenisnya merupakan kegiatan yang sangat mudah dilakukan oleh siswa sekolah dasar. Kegiatan ini mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang jenis-jenis sampah dan bahayanya sampah jika dibiarkan secara berlebihan karena sampah dapat mencemari lingkungan. Apabila kegiatan ini telah diterapkan dengan baik di sekolah, maka dimanapun siswa tersebut berada, mereka akan membuang sampah sesuai jenisnya dan pada tempat yang tepat, tidak membuang di sembarang tempat.
2.      Bercocok tanam TOGA di sekolah (Tanaman Obat Keluarga).        
Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun atau ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan dengan bahan dasar alami.
Kebun TOGA (Tanaman Obat Keluarga) ini adalah salah satu kegiatan yang diinisiasi untuk mengoptimalkan lahan sekolah yang kosong. Dengan bertanam TOGA, diharapkan lahan sekolah tidak hanya menjadi asri tapi juga bermanfaat untuk melengkapi ketersediaan obat herbal bagi siswa dan siswi Sekolah Dasar. Kegiatan ini, mampu meningkatkan kepedulian siswa tentang lingkungan hidup dan mengetahui bahwa tanaman yang ditanamnya dapat mengobati penyakit. Seperti jahe yang dapat menurunkan panas, lidah buaya untuk perawatan rambut rusak, sambiloto untuk menekan pertumbuhan sel kanker, dan lain sebagainya. TOGA dapat ditanam dimana saja karena tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
3.      Menginventarisasi tanaman di sekolah.
Inventarisasi tananaman pada dasarnya merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan data maupun mengelompokkan suatu jenis tanaman yang ada pada suatu wilayah. Kegiatan ini mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang jenis-jenis tamanan dan mampu mengelompokkan tanaman tersebut sesuai dengan jenisnya, sehingga siswa mampu berfikir dan mengidentifikasi setiap tamanan yang ia kelompokkan. Kegiatan ini sangat menyenangkan karena umumnya siswa lebih suka belajar langsung ke lapangan , sehingga siswa tidak dihadapkan dengan perasaan jenuh dan bosan karena setiap harinya selalu belajar di dalam kelas.
Setelah melakukan kegiatan inventarisasi tanaman, data yang telah terkumpul dapat digunakan sekolah untuk selanjutnya melakukan perawatan terhadap setiap jenis tanaman. Sehingga, tanaman yang telah layu atau mati, dapat segera digantikan dengan tanaman yang lainnya dan kemudian memperbaharui kembali data inventaris yang telah ada.
4.      Kegiatan perawatan tanaman
Perawatan tanaman meliputi :
1.      Penyiraman Tanaman 
Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Ketika menyiram tanaman, usahakan mengenai semua bagian tanaman, terutama daun-daunnya. Hal ini supaya tanaman kelihatan segar, dan sebaiknya menggunakan semprotan agar air yang mengenai tanaman dapat berupa butiran-butiran halus yang tidak merusak tanaman. Bila tanaman diletakan di dalam ruangan tanaman tidak memmerlukan banyak air sebab di dalam ruangan penguapannya sedikit dan bila diletakan di luar ruangan banyak memerlukan air sebab di luar banyak terjadi penguapan.
2.      Pemupukan 
Pada Tanaman Berhubung setiap tanaman membutuhkan unsur hara yang berbeda-beda antara jenis tanaman satu dengan yang lain maka dosis pemberian pupuk pun berbeda-beda. Sesuaikan pemberian pupuk menurut dosis yang telah ditentukan pada kemasan pupuk yang ada. 
3.      Pemangkasan
Manfaat pemangkasan bagi tanaman sangat banyak sekali dampaknya, diantaranya yaitu: Agar cabang tanaman beraturan sehingga mempercantik penampilan tanaman. Pertumbuhan batang dan bunga akan terlihat kompak. Dapat memicu munculnya bunga-bunga baru sehingga meningkatkan pesona tanaman. Agar terhindar dari hama dan penyakit, karena dapat memutus siklus hama. 
Kegiatan perawatan tanaman dapat dilakukan secara rutin dan bergantian serta kontinyu agar seluruh siswa dapat melakukan perawatan tanaman. Kegiatan ini mampu memberikan pengetahuan kepada siswa bahwa tanaman juga memerlukan perawatan agar tetap tumbuh subur dan sehat.

5.      Kegiatan Jumat bersih
Sekolah Dasar bersih dan sehat merupakan salah satu program untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan prestasi belajar peserta didik. Program Jumat bersih ini dilaksanakan melalui penciptaan lingkungan sekolah dasar yang bersih dan sehat, peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku, serta pemeliharan kebersihan dan kesehatan yang pada akhirnya dapat menciptakan sebuah budaya, yaitu budaya bersih dan sehat. Salah satu kegiatan yang mendukung program ini diantaranya kegiatan Jumat Bersih.
Kegiatan Jumat Bersih di lingkungan sekolah dilaksanakan dalam rangka membentuk karakter individu yang peduli terhadap lingkungan bersih dan sehat. Melalui pembiasaan Jumat Bersih diharapkan seluruh anggota sekolah terbiasa untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan yang pada akhirnya dapat menciptakan sebuah budaya, yaitu budaya bersih dan sehat. Kegiatan yang biasa dilakukan antara lain membersihkan kelas, kamar mandi sekolah, kantin, perpustakaan, halaman sekolah, serta lingkungan sekitar sekolah.
6.      Melakukan kegiatan hemat energi
Kegiatan hemat energi bisa dilakukan dengan cara mematikan listrik yang tidak digunakan seperti mematikan lampu pada siang hari, mematikan kipas angin jika tidak digunakan, membuka cendela kelas agar udara di dalam kelas lebih segar, dan lain-lain. Biasanya dalam kegiatan ini guru memberikan pengertian kepada murid tentang manfaat menghemat energi dan pentignya melakukan penghematan energi agar siswa dapat menerapkan hemat energi dimana murid itu berada, misalnya dirumah. Usaha ini juga berguna untuk memberikan pemahaman tentang masalah-masalah lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas yang tidak menghemat energi. Contohnya, kebakaran rumah dapat disebabkan oleh konsleting listrik.
Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan cinta lingkungan hidup yang dapat diterapkan di Sekolah Dasar. Inti dari kegiatan-kegiatan ini adalah untuk membentuk karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan hidup dan menerapkan nilai ketaqwaan kepada siswa berarti melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan sesungguhnya kebersihan adalah sebagian dari iman. Upaya pelestarian lingkungan hidup tidak hanya mementingkan keperluan sekarang saja, melainkan untuk keperluan masa yang akan datang dan untuk penerus geneasi bangsa agar dapat merasakan pula keindahan alam yang ada.





BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
          Penanaman nilai ketaqwaan dalam pembelajaran PKn melalui kegiatan cinta lingkungan hidup di Sekolah Dasar adalah Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-NYA dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain. Seperti dalam firman Allah yang terdapat dalam surah Al-Qashas ayat 77.
            Integrasi nilai ketaqwaan pada saat pembelajaran PKN yang tertuang juga dalam rencana pembelajaran, penyajian materi , pemberian tugas-tugas baik dalam bentuk perseorangan maupun kelompok. Integrasi nilai ketaqwaan akan menimbulkan kesadaran kepada siswa bahwa sebagai mahluk hidup semua unsur dan sendi kehidupan membutuhkan Tuhan. Integrasi nilai ketaqwaan juga akan selalu mengingatkan siswa dan guru untuk menerapkannya dalam kehidupan seharí-hari melalui selalu bersyukur, sikap tertib terhadap hukum,tepat waktu, disiplin dan tekun.
Dalam kurikulum 2013 ini, syarat akan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup. Bahkan nilai-nilai tersebut ada dalam setiap jenjang pendidikan. Hal ini terlihat dalam standar kompetensi lulusan untuk jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas secara eksplisit mencantumkan bahwa peserta didik dituntut untuk memiliki perilaku yang mencerminkan sikap  orang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam.
Bentuk materi PLH dapat dikemas secara integrative di dalam mata pelajaran sekolah,   penyelenggaraan PLH dapat dilakukan secara outdoor education, dengan melakukan kegiatan outbond yang mendekatkan siswa dengan alam, dan mengarahkan pada pembentukan sikap dan perubahan tingkah laku yang peka terhadap lingkungan. Aktivitas yang dilakukan dapat berupa permainan, mendengarkan cerita/dongeng, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya kemudian mendiskusikannya secara bersama untuk menemukan solusi dan menentukan positive action, jelajah lingkungan dan aksi lingkungan.
Kegiatan cinta lingkungan hidup yang dapat menanamkan nilai ketaqwaan kepada siswa di sekolah dasar seperti memilah sampah sesuai dengan jenisnya yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3, bercocok tanam TOGA, melakukan inventarisasi tanaman, melakukan perawatan tanaman mulai dari penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan, melakukan kegiatan Jumat bersih, dan melakukan kegiatan hemat energi seperti mematikan lampu si siang hari, mematikan kipas angin jika tidak digunakan, membuka jendela agar udara di dalam kelas menjadi sejuk, dan lain-lain.





           
DAFTAR PUSTAKA
Mista, Jeki. 2013. Pendidikan Lingkungan Hidup Dan Aplikasinya Dalam Pembelajaran Bagi Siswa Sekolah Dasar.  (Online), diakses pada tanggal 15 November 2015, http://jekimista1.blogspot.co.id/2013/03/pendidikan-lingkungan-hidup-dan.html
Gustami, Reynaldi. 2012. Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Lingkungan Hidup ?. (Online), diakses pada tanggal 15 November 2015, http://blog.umy.ac.id/reynaldigustami/2012/12/14/bagaimana-pandangan-islam-terhadap-lingkungan-hidup/
Dani, Aris. 2014. Kurikulum 2013 dan Pendidikan Lingkungan Hidup. (Online), diakses pada tanggal 15 November 2015, http://www.jendela-keluarga.com/2014/06/kurikulum-2013-dan-pendidikan.html
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Ahmad. 2010. Aplikasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pengelolaan Lingkungan. (Online), diakses pada tanggal 08 Desember 2015, http://ahmadps.blogspot.co.id/2010/06/aplikasi-nilai-nilai-pancasila-dalam.html
Kireiina, Dyanna. 2012. Model IMTAQ dalam Pembelajaran PKn. (Online), diakses pada tanggal 08 Desember 2015, http://dyanna-flavalicious.blogspot.co.id/2012/04/model-imtaq-dalam-pembelajaran-pkn.html



0 comments:

Post a Comment