Saturday, May 28, 2016

Barisan dan Deret




 MATA KULIAH MATEMATIKA DASAR

BARISAN DAN DERET

MAKALAH

Sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Kosep Dasar Matematika dengan Dosen Pengampu Ibu Dra. Titik Sugiarti , M.Pd

Oleh
Kelompok 6 :

                             Dhea Violetha Aisy P             (150210204002)
                             Eka Agustina Rahmawati P  (150210204025)
                             Tika Triyana                          (150210204030)
                             Mira Karima                          (150210204066)
                             Rike Septiana D                      (150210204104)
                             Vika Ratu Febrianti               (150210204109)
                             Fifi Dwi Setia Rini                  (150210204137)

Kelas B


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
BAB I
Pendahuluan
1.1             Latar Belakang Masalah
Masalah barisan sebenarnya sudah sejak zaman Yunani kuno muncul sebagai salah satu masalah yang menarik perhatian. Sejak 2400 tahun yang lalu konsep barisan yang kita kenal dalam matematika mulai banyak dibicarakan orang, yaitu sejak seorang ahli filsafat Yunani yang bernama Zeno mengemukakan suatu krisis dalam matematika. Krisis matematika itu dikenal sebagai paradoks Zeno, yaitu sebagai berikut:
“Seorang pelari yang harus menempuh suatu jarak tertentu dengan cara melampaui setengah dari setiap jarak yang ditempuh, sebagai akibatnya pelari ini tidak akan sampai pada ujung dari jarak yang akan ditempuhnya”. Permasalahan paradoks Zeno baru dapat diatasi dengan diketemukannya masalah barisan, terutama barisan tak hingga.
Selain masalah barisan ada pula cerita yang berkaitan dengan konsep deret dalam matematika. Ada suatu cerita tentang seorang hamba yang meminta kepada rajanya untuk diberi beras dengan cara meletakkan 1 butir beras pada kotak pertama sebuah papan carur. Kemudian meletakkan 2 butir pada kotak kedua, 4 butir pada kotak ketiga, dan seterusnya, sehingga setiap kotak selanjutnya harus diisi dengan beras sebanyak kuadrat dari jumlah beras yang ada pada kotak sebelumnya. Ternyata beras seluruh negeri tidak cukup untuk memenuhi permintaan hamba ini. Uraian di atas, pada dasarnya merupakan salah satu barisan dan deret yang kita kenal dalam matematika. Konsep barisan dan deret akan selalu terkait dengan bilangan-bilangan dan aturan-aturan tertentu yang menghubungkan bilangan-bilangan tersebut.
1.2     Tujuan
            Untuk menjelaskan pengertian dan penyelesaian Barisan dan Deret aritmatika ataupun geometri.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Barisan dan Deret
a.      Pengertian Barisan
Barisan dalam matematika mengandung arti kumpulan bilangan. Tidak sembarang kumpulan bilangan bisa tisebut barisan. Ada syarat tertentu agar suatu kumpulan bisa disebut sebagai barisan, sesuai definisi berikut ini.
Barisan (sequence) adalah kumpulan bilangan yang disusun berdasarkan aturan tertentu. Bilangan-bilangan dalam barisan disebut seabagai suku-suku barisan.
Suku ke-n barisan biasanya dilambangkan dengan Un.  Jadi, suku ke-1 barisan dilambangkan dengan U1, suku ke-2 dilambangkan dengan U2, dan seterusnya. Suku pertama suatu barisan kadang juga dilambangkan dengan a.
Contoh :
Barisan 3,6,9,12,15,….. memiliki pola sedemikian sehingga nilai suatu suku diperoleh dari nilai suku sebelum ditambahkan 3. Dengan demikin, kita dapat menentukan suku-suku selanjutnya dari barisan itu, suku ke-6 = 18, suku ke-7 = 21, dan seterusnya.
            Bentuk barisan ada 2, yaitu:
1.      Barisan tak berhingga, contoh : 1,2,3,4,5, ...
2.      Barisan berhingga, contoh : 1,2,3,4,5,.., 100
Selain dengan menuliskan suku-sukunya, suatu barisan dapat juga dinyatakan dalam bentuk rumus umumnya, misalnya Un = n2 +1. Dengan demikian juga kita dapat menentukan suku-suku barisan itu sesuai rumus umumnya sebagai berikut.
Untuk n =1 (suku pertama),                U1 = 12 + 1 =2
Untuk n =2 (suku ke-2),                      U1 = 22 + 1 =5
Untuk n =3 (suku ke-3),                      U1 = 32 + 1 =10
Untuk n =4 (suku ke-4),                      U1 = 42 + 1 =17
Demikian seterusnya hingga kita peroleh barisan itu 2,5,10,17,…..
Contoh soal. Tentukan 3 suku pertama dari barisan dengan rumus umum Un = 2n2
Jawab  : Untuk n = 1, U1 = 2 (1)2 = 2
              Untuk n = 2, U2 = 2 (2)2 = 8
              Untuk n = 3, U1 = 2 (3)2 = 18
            Jadi, tiga suku pertama barisan ini addalah 2,8,18
b.      Pengertian Deret
          Deret (series) merupakan bentuk penjumlahan suku-suku yang berurutan dari suatu bilangan. Untuk barisan 2,5,8,11,14,…, deret yang bersesuaian adalah 2+5+8+11+14+…,
            Deret biasanya dilambangkan dengan Sn, dengan Un adalah suku ke-n suatu barisan. Deret yang bersesuaian dengan itu dapat dinyatakan dengan Sn = U1 + U2 + U3 + … +Un
            Nilai hasil perhitungan suku-suku suatu barisan hingga suku ke-n sering disebut dengan jumlah  n suku pertama, dapat juga disebut deret hingga suku ke-n.
Contoh soal :
Tentukan jumlah 10 suku pertama barisan 0,4,8,12,16,….
Jawab: yang dinyatakan adalah deret hingga ke-10. Berdasarkan polanya, kita dapat melengkapi barisan itu hingga 10 suku, diperoleh 0,4,8,12,16,20,24,28,32,36. Deret hingga 10 suku yang dimaksud adalah:
              S10 = U1 + U2 +U3 + U4 + U5 + U6 + U7 + U8 +U9 +U10
= 0 + 4 +8 +12 + 16 + 20 + 24 + 28 + 32 + 36
= 180

2.2   Barisan dan Deret Aritmatika
1.         Barisan Aritmatika
Barisan aritmatika adalah suatu barisan yang mempunyai pola keberaturan selisih dua suku beraturan tetap harganya. Harga yang tetap ini dinamakan beda. Suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b adalah a,a + b,a + 2b,a + 3b, dan seterusnya. Dengan memperhatikan pola keberatura empat suku pertama,
Suku pertama      U1 = a                  = a + ( 1 – 1 )b
Suku kedua         U2  = a + b           = a + ( 2 – 1 )b
Suku ketiga         U3  = a + 2b                    = a + ( 3 – 1 )b
Suku keempat                 U4  = a + 2b →        = a + ( 4 – 1 )b
Contoh- contoh barisan aritmatika:
                  +2  +2  +2  +2
a.       1,   3,   5,   7,   9,. . .
Perahatikan bahwa setiap suku setelah suku pertama diperoleh dengan menambahakan 2 kepada suku sebelumnya. Sehingga, 2 adalah beda antar dua suku
+4    +4   +4   +4
b.      3,   7,   11,  15,  19, . . .
Perhatikan bahwa beda antara dua suku berurutan adalah 4.
Beda susku barisan aritmatika, b ditentukan oleh :
b = Un-1 - Un
Un-1 = suku ke ( n +1 )
Un    = suku ke n
Contoh soal.
Di antara barisan berikut ini, manakah yang merupakan barisan aritmatika
a.       2, 8, 14, 20, . . .
b.      1, 2, 4, 8, 16, . . .
Jawab :
a.       Barisan 2,   8,   14,   20, . . .
         +6   +6   +6  …………ialah barisan aritmatika
b.      Barisan 1,    2,    4,    8,   16, …..
           +1  +2   +4   +8 ………….ialah bukan barisan aritmatika
            Suku ke-n barisan Aritmatika
            Rumus umum suku ke-n barisan aritmatika dengan suku pertama a dan b dapat diturunkan seperti berikut :
            U1        = a
            U2        = a +b
            U3        = a + 2b
             
            U10       = a + (10-1) b
           
            Un        = a + (n-1) b
Maka suku ke-n suatu barisan aritmatika adalah
Un = a + ( n – 1 )b
            Dimana a adalah suku pertama dan b adalah beda,
Contoh soal:
1.      Tentukan rumus suku ke – n dari contoh 1  :   3 , 7 , 11 , 15, …    adalah :   
Un         =  a  + ( n – 1 ) b
                                    =  3   + ( n – 1 ) 4
                                    =  3   + 4n  -  4
Un       =  4n  - 1
2.      Diketahui U2 + U4 = 12 dan U3 + U5 = 16, maka suku ke-7 barisan itu adalah ...
A. 30
B. 28
C. 22
D. 18
E. 14
Pembahasan
Dari soal diperoleh dua persamaan sebagai berikut :
(1) U2 + U4 = 12
(a + b) + (a + 3b) = 12
2 a + 4b = 12
a + 2b = 6.
(2) U3 + U5 = 16
(a + 2b) + (a + 4b) = 16
2a + 6b = 16
a + 3b = 8.
Dari dua persamaan di atas, nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan metode substitusi sebagai berikut :
a + 2b = 6 → a = 6 - 2b → substitusi ke persamaan (2).
a + 3b = 8
6 - 2b + 3b = 8
6 + b = 8
b = 2
Karena b = 2, maka a = 6 - 2(2) = 6 - 4 = 2.
Jadi, suku pertama barisan itu adalah 2 dan suku ke-7 barisan aritmatika tersebut adalah :
U7 = a + 6b
U7 = 2 + 6(2)
U7 = 14 (Opsi E)
3.      Diketahui barisan aritmatika 26, 32, 38, 44, 50, ………..
Tentukan :
a.       Beda
b.      U10 + U15
c.       U50 – U20
Jawaban :
U1 = a = 26
a.       b      = U2 –U1
        = 32 – 26
        = 6
b.      U10 + U15     = (a + 9b) + (a+14b)
= 2a + 23b
= 2 x 26 + 23 x 6
= 52 + 138
= 190
c.       U50 – U20     = (a + 49b) – (a + 19b)
= a –a + 49b – 19b
= 30b
= 30 x 6
= 180
2.         Deret Aritmatika
Deret aritmatika adalah jumlah suku-suku barisan aritmatika. Deret matematika seperti halnya deret pada umumnya dilambangkan Sn.
Dari barisan aritmatika 4, 7, 10, 13, 16, …………. Dapat dibentuk suaru deret yang merupakan penjumlahan berurut dari suku-suku barisan tersebut yaitu 4+7+10+13+16+………
Definisi :
Jika diketahui U1, U2, U3, …..Un merupakan suku-suku dari suatu barisan aritmatika maka U1 + U2 + U3 + ……+ Un disebut deret aritmatika.
Karena suku-suku yang dijumlahkan merupakan suku-suku dari barisan aritmatika, maka deret yang terbentuk adalah deret aritmatika.




Sn         = a + (a +b) + (a + 2b) + … + (a + (n-1) b )
Sn         = Un + (Un -b) + (Un – 2b) + … + a
            2Sn       = (a + Un) + (a + Un) + ….. + ( a + Un)
            2Sn       = n (a + Un)
            Sn         =  (a + Un)
            Sn         =  (a + (a + (n-1)b) )
            Sn         =  (2a + (n-1)b)
Contoh soal :
1.      Carilah jumlah 25 suku yang pertama dari deret aritmetika 44 + 40 + 36 + 32 + ….
Penyelesaian:
Di sini a = 44,
b = 40 – 44 = -4 dan
n = 25
Sn   = ½ n [2a + (n – 1)b]
S25 = ½ x 25 [2 x 44 + (25 – 1)(-4)]
                         = ½ x 25 [88 + 24(-4)]
            = -100

2.      Hitunglah jumlah deret aritmatika 3 + 5 + 7 + 9…………, hingga
a.       31 suku pertama
b.      n  suku pertama
Jawab :
a.   Sn  =  (2a + (n – 1) b )
      S31 =  (2 (3) + (31 – 1) (2))
            =   (6 + 30 (2))
            =   (6 + 60)
            =   (66)
            = 31 x 33
S31 = 1.023
b.      Sn  =  (2a + (n – 1) b )
      =    (2 (3) + (n – 1 ) (2))
      =    (6 + 2n – 2)
      =    ( 2n + 4)
Sn   = n (n + 2)
       = n2 + 2n


2.3    Barisan dan Deret Geometri
1.      Barisan Geometri
Barisan geometri adalah suatu barisan yang mempunyai pola keberaturan hasil bagi dua suku berturutan yang harganya tetap. Harga yang tetap ini dinamakan rasio. Suatu barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r adalah a, ar, ar2 , ar3 , dan seterusnya dengan memperhatikan pola keberaturan empat suku pertamanya.    
Suku pertama  = U1= a →      = ar1-1
Suku kedua     = U2= ar→     = ar2-1
Suku ketiga     = U3 = ar2            = ar3-1
Suku keempat             = U4 = ar3→            = ar 4-1
Contoh-contoh barisan geometri:
        x2  x2   x2
a.       2,   4,   8,   16, . . .
Perhatikan bahwa setiap suku mulai dari suku kedua diperoleh dengan mengalikan  2 kepada suku sebelumnya, sehingga rasio dua suku berurutan adalah 2.
                    x    x    x
b.      ,    ,   ,   , . . .
Perhatikan bahwa setiap suku mulai dari suku kedua diperoleh dengan mengalikan  ½  kepada suku sebelumnya, sehingga rasio dua suku berurutan adalah ½ .
Suku ke-n barisan geometri
Rumus umum suku ke-n barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r dapat ditentukan seperti berikut ini
            U1        = a
            U2        = ar
            U3        = ar3-1 = ar2
           
            U10       = ar10-1 = ar9
            Un       = arn-1
            Maka suku ke-n suatu barisan geometri adalah
u n = ar n-1
            Rasio r = Un + 1
                              Un
contoh soal :
1.      Carilah suku-suku kedelapan dari barisan geometri dimana suku pertama adalah 16 dan rasio adalah 2.
Jawab :
Deketahui        : a = 16 , r = 2, dan n = 8
Ditanyakan      : U8 ?
U8        = arn-1
            = 16 (28-1)
            = 16 (27)
            = 2048
2.     Diketahui barisan geometri dengan U1 = 64 dan U4 = 1. Carilah rasionya dan tentukan lima suku pertama dari barisan tersebut.
Penyelesaian:
Di sini a = U1 = 64, dan Un = ar n-1
Maka,        U4 = 64 r3
                                    = 64 r3
                              r3    = 1/64
r    =
 r    =
Lima suku yang pertamanya adalah :
U1        = a = 64
U2        = ar = 64 x  = 16
U3          = ar2 = 64 x )2 = 64 x  = 4
U4          = ar3 = 64 x ( )3 = 64 x  = 1
U5          = ar4 = 64 x ( )4 = 64 x  =
Jadi, lima suku pertamanya adalah 64, 16, 4, 1,
3.      Tiga bilangan membentuk barisan geometri yang hasil kalinya 1000. Jika jumlahnya 35, tentukan tiga bilangan tersebut.
Jawab :
Missal tiga bilangan tersebut  , a , dan ar.                                                                
 . a . ar = 1000
            a3 = 1000
            a  = 10
 + a + ar         = 35
 + 10 + 10r   = 35
10 + 10r + 10r2= 35r
10 + 10r + 10r2 – 35r   = 0
10 – 25r + 102             = 0
2 – 5r + 2r2                  = 0
(2r – 1)(r - 2)               = 0
r =  atau r = 2
untuk r = , bilangan tersebut 20, 10, dan 5.
Untuk r = 2, bilangan tersebut 5, 10, dan 20.

2.      Deret Geometri
Seperti pada deret matematika, jika kita memiliki suatu barisan geometri maka dapat dibentuk suatu deret yang merupakan penjumlahan berurut dari suku-suku barisan tersebut, yang disebut deret geometri. Secara umum dapat dinyatakan bahwa :
Definisi :
Jika U1, U2, U3, .., Un merupakan suku-suku dari suatu barisan geometri, maka U1 +U2 + U3 +… + Un disebut deret geometri, dengan Un = arn-1
Deret geometri adalah jumlah suku-suku barisan geometri. jadi deret geometrinya adalah




Sn         = a + ar + ar1 + ar2 + … + arn-1
rSn       =       ar + ar1 + ar2 + . .. + arn-1 +arn
Sn-rSn  = a - arn
Sn (1-r) = a - arn
Sn         = a- arn
               1 – r
Sn         = a (1-rn)
                1 - r


Contoh soal :
1.      Suku ke-4 dan suku ke-8 dari suatu deret gemetri adalah 54 dan 4.374. Maka jumlah lima suku pertama deret tersebut adalah?
Jawab:
U4  = 54 → ar3 = 54
U8  = 4.373→ ar7 = 4.373
      ar3 . r4         = 4.373
      54 . r4         = 4.373
      r4                     =
      r4                     = 81
      r                             =
      r                             = 3
S5    = a (rn - 1)
            r – 1
      = 2 (35 – 1)
             3 - 1
      = 2 (242)
              2
                   = 242
2.      1+3+9+27+… tentukan :
a.       Jumlah 6 suku pertama
b.      Jumlah n suku pertama
Jawab
a.       a = 1 , r = 3
Sn = a (rn - 1)
            r – 1
     = 1 (36 - 1)
                        3 -1
     = 729 – 1
     2
      = 728  
2
                  = 364
b.      Sn =   a (rn - 1)
      r – 1
Sn = 1 (3n - 1)
     3 - 1
Sn = 3n - 1
                       2


3.       
BAB III
Penutup
3.1  Kesimpulan
Barisan (sequence) adalah kumpulan bilangan yang disusun berdasarkan aturan tertentu. Bilangan-bilangan dalam barisan disebut seabagai suku-suku barisan.
Suku ke-n barisan biasanya dilambangkan dengan Un.  Jadi, suku ke-1 barisan dilambangkan dengan U1, suku ke-2 dilambangkan dengan U2, dan seterusnya. Suku pertama suatu barisan kadang juga dilambangkan dengan a.
Contoh :
Barisan 3,6,9,12,15,….. memiliki pola sedemikian sehingga nilai suatu suku diperoleh dari nilai suku sebelum ditambahkan 3. Dengan demikin, kita dapat menentukan suku-suku selanjutnya dari barisan itu, suku ke-6 = 18, suku ke-7 = 21, dan seterusnya.
            Deret (series) merupakan bentuk penjumlahan suku-suku yang berurutan dari suatu bilangan. Untuk barisan 2,5,8,11,14,…, deret yang bersesuaian adalah 2+5+8+11+14+…, Deret biasanya dilambangkan dengan Sn, dengan Un adalah suku ke-n suatu barisan. Deret yang bersesuaian dengan itu dapat dinyatakan dengan Sn = U1 + U2 + U3 + … +Un
                Barisan aritmatika adalah suatu barisan yang mempunyai pola keberaturan selisih dua suku beraturan tetap harganya. Harga yang tetap ini dinamakan beda. Suatu barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b adalah a,a + b,a + 2b,a + 3b, dan seterusnya. Maka suku ke-n suatu barisan aritmatika adalah Un = a + ( n – 1 )b.
Deret aritmatika adalah jumlah suku-suku barisan aritmatika. Deret matematika seperti halnya deret pada umumnya dilambangkan Sn. jadi rumus deret aritmatikanya adalah Sn          =  (2a + (n-1)b).
                Barisan geometri adalah suatu barisan yang mempunyai pola keberaturan hasil bagi dua suku berturutan tetap harganya. Harga yang tetap ini dinamakan rasio. Suatu barisan geometri dengan suku pertama a dan rasio r adalah a, ar, ar2 , ar3 , dan seterusnya. Maka suku ke-n suatu barisan geometri adalah U n = ar n-1
Deret geometri adalah jumlah suku-suku barisan geometri. Jadi deret geometrinya adalah Sn          = a (1-rn)
                1 - r


DAFTAR PUSTAKA
Miyanto. 2013. Matematika Untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten: Intan Pariwara.
Noormandiri, B.K. 2008. Matematika Untuk Kelas XII IPS. Jakarta: Erlangga.
Sajaka Kanta Agus, dkk. 2010. Matematika SMA Kelas XII Program IPS. Jakarta: Yudhistira.
Hastuti Puji, dkk. 2013. Matematika SMA/MA Kelas XII Semester Genap. Klaten: Viva Pakarindo
Noormandiri, B.K. 2008. Matematika Untuk Kelas XII IPA . Jakarta: Erlangga.



               

               

               

                   

0 comments:

Post a Comment