MATA KULIAH PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
Observasi Pada Anak
Umur 8 Bulan
Oleh :
Nama
: Tika Triyana
NIM
: 150210204030
Fakultas/Prodi : FKIP / PGSD
Dilakukan pada,
Hari : Jumat, 04 September 2015
Pukul : 09.00 WIB
Durasi : 20 Menit
Nama bayi : Rafisqy Alzaidan Aditya
Jenis kelamin : Laki-laki
Dalam 20 menit, saya melihat
perkembangan bayi Rafisqy Alzaidan Aditya sangat lincah. Di umur 8 bulan ini,
dia telah bisa merangkak dengan cepat dan masih belajar duduk sendiri. Ketika
diberi mainan di depannya, dengan cepat ia merangkak mengambil mainan tersebut
dan menggigit mainan itu. Apa pun yang ada pada tangannya, ia selalu ingin
memakannya. Apabila yang ada pada tangannya itu diambil, ia akan menangis dan
jika diberi dengan cepat ia berhenti menangis.
Selain itu, ia bisa membedakan suara
ibu dan suara orang lain. Saat digendong neneknya, dan ibunya datang ia
langsung menangis ingin digendong dengan ibunya. Setelah berada pada gendongan
ibunya, ia langsung merangkul dan meletakkan kepalanya diatas bahu ibunya dan
berhenti menangis. Ketika orang lain ingin mengambilnya, ia tidak melepaskan
rangkulannya dari ibunya. Apabila diberikan kepada orang lain, ia menangis
lagi. Akhirnya, ia dinaikkan ke baby walker atau kereta bayi. Ia sangat senang
dan kakinya sangat lincah. Ia mengejar apa yang dilihatnya menarik. Saat itu ia
mengejar sebuah tali yang tergantung. Karena tidak bisa meraihnya, ia langsung
berteriak dan meninggalkan tali itu. Kemudian saat ibunya melambaikan
tanggannya, ia langsung menghampiri ibunya dan mengangkat tanggannya.
Di usia 8 bulan ini, ia juga belajar
mengikuti dan merespon kata-kata yang diucapkan orang lain. Ketika namanya
dipanggil, ia langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Kemudian ia
mengeluarkan suara “aaaa bababa aaa” sambil tersenyum. Ketika diberi sesuatu ia
langsung mengambilnya dengan tangan yang lebih dekat dengan objek. Saat diberi
boneka di dekat tangan kanan, ia mengambil dengan tangan kanan, ketika ia
diberi boneka di dekat tangan kiri, ia mengambil dengan tangan kiri.
Di usianya, otot tangan dan kakinya mulai kuat.
Terbukti saat ia merangkak ke arah meja kemudian mengangkat tangannya dan
memegang meja setelah itu mengangkat badannya untuk berdiri. Setelah berdiri ia
memukul-mukul meja tersebut dengan keras sambil berteriak dan tertawa. Ketika
ada botol di atas meja itu, ia berusaha mengambilnya dan setelah mendapatkannya
ia langsung melempar botol tersebut. Namun, saat berdiri ia belum bisa kembali
ke posisi awalnya seperti merangkak. Sehingga, ia langsung menjatuhkan dirinya
ke lantai dengan perlahan-lahan tanpa menangis.
“ Pendidikan adalah Budaya Manusia”
Pendidikan adalah proses yang
dilakukan seumur hidup (life-long) yang dimulai dari seseorang lahir hingga
kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga negara
yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar.
Sedangkan budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi.
Pendidikan secara praktis tak
dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan
kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang paling efektif dengan
cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling
melengkapi dan mendukung antara satru sama lainnya. Tujuan pendidikan pun
adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan
adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi
ke generasi selanjutnya.
Pada dasarnya
pendidikan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari ruang lingkup kebudayaan.
Kebudayaan merupakan hasil perolehan manusia selama menjalin interaksi
kehidupan baik dengan lingkungan fisik maupun non fisik. Hasil perolehan
tersebut berguna untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Proses hubungan
antar manusia dengan lingkungan luarnya telah mengkisahkan suatu rangkaian
pembelajaran secara alamiah. Pada akhirnya proses tersebut mampu melahirkan cipta,
rasa, dan karsa manusia.
Dengan cipta
manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan.
Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya
seni atau kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup,
kemuliaan dan kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan
kesusilaan.
Antara pendidikan dan
kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat dalam arti keduanya berkenaan
dengan suatu hal yang sama yakni nilai-nilai. Dalam konteks kebudayaan justru
pendidikan memainkan peranan sebagai agen pengajaran nilai-nilai budaya. Karena
pada dasarnya pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses pembentukan
kualitas manusia sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki. Contoh dari
nilai-nilai tersebut adalah nilai kejujuran, nilai patriotisme, nilai harmonis
atau kerja sama, dan nilai persaingan.
Oleh karena itu
kebudayaan diturunkan kepada generasi penerusnya lewat proses belajar tentang
tata cara bertingkah laku. Sehingga secara wujudnya, substansi kebudayaan itu
telah mendarah daging dalam kepribadian anggota-anggotanya. Contohnya, kita
sebagai pendidik harus memberikan contoh dan tauladan yang baik terhadap
peserta didik kita. Seperti memberi tindakan nyata tentang praktik kejujuran,
sehingga mereka mampu mencontoh dan merealisasikan nilai-nilai kejujuran yang
baik dan benar tersebut di dalam segala aspek kehidupan. Termasuk dalam
mengerjakan ujian, mereka senantiasa akan bertindak jujur dalam mengerjakan
ujian tersebut dan berusaha dengan usahanya sendiri tanpa perlu menoleh untuk
meminta jawaban kepada teman yang ada di dekatnya. Secara tidak langsung, sikap
percaya diri akan timbul dalam dirinya.
Contoh lainnya adalah berbagai macam
tingkah laku atau kegiatan yang mengacu pada nilai kesopanan dan kebaikan, baik
terhadap guru, karyawan maupun teman, mengikuti upacara dengan tertib. MenajAdi anggota OSIS, menjaga nama
baik sekolah, menjadi team olah raga, menghidnari tawuran pelajar, menjaga
kebersihan dan ketertiban sekolah dan lain sebagainya
0 comments:
Post a Comment